Debat Nasab Uang Palsu


Cerita ini tentang debat nasab uang. Eh, maksud saya debat keaslian uang. Pada suatu hari, ada seorang pedagang yang menolak menerima pembayaran dengan uang palsu (yang dianggapnya palsu). Kemudian terjadilah "Perang Narasi". Sang pedagang mengatakan bahwa uang itu dianggapnya palsu karena, tidak terdeteksi sebagai uang asli, di mana seharusnya ada hologram, ketika terkena infra merah, sebagai tanda bahwa itu uang asli. Tidak hanya itu, ada berbagai penanda uang asli yang tidak ada pada uang itu.

Si pembeli berkilah, bahwa uang itu didapat dari bapaknya, yang kebetulaan seorang tokoh yang dihormati. Tidak mungkin bapakku bohong, semua orang juga tahu kalau bapakku itu rohaniawan dan gak mungkin menipu.

Dan perdebatan pun berlarut larut, karena bisa saja bapaknya tertipu dan mendapatkan uang itu dari transasksi yang dilakukannya. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa uang itu pasti asli.

Sebenarnya, perdebatan bisa diselesaikan, jika mereka sama sama meminta tolong orang yang ahli, atau punya otorita untuk membuktikan keaslian uang.  Tetapi Si pembeli tidak mau, dan merasa diremehkan, karena merasa terhina, uangnya harus diperiksa segala. “Kalau kalian berani melakukan, kalian akan kualat. Uang itu dari orang tua saya yang dihormati, mosok dianggap palsu. Bahkan Pak lurah pun menghormati ayah saya. Kalau kalian berani melakukan, berarti kalian tidak menghormati Pak Lurah," Demikian dia berkilah.

Kemudian, untuk membela kehormatannya, karena dituduh menggunakan uang palsu, Sang pembeli mengancam dan mengutuk, bahwa sang penjual tidak mengormati uang. Padahal itu adalah uang yang sah di negeri ini. “Jika kalian tidak mempercayai uang, itu berarti kaliann tidak menghormati negeri ini,” Kata sangah pembeli.

Mungkin anda tertawa mendengar cerita khayalan saya itu. Perdebatan yang menggelikan. Sang penjual memaparkan alasan alasan logis, yang membuktikan bahwa uang itu palsu. Sedanngkan Sang pembeli membatahnya dengan narasi narasi tuduhan. Jelas tidak nyambung.

Harusnya data dibalas data, logika dibalas logika. Data dan logika dari sang penjual yang yakin bahwa uang itu adalah palsu, harusnya dibantah dengan data dan logika pula.  Tetapi justru dijawab dengan keyakinan bahwa uang itu asli, dan tuduhan tuduhan. Itu membuat perdebatan menjadi berlarut larut, tidak ketahuan juntrungnya.

Tapi, perdebatan tentang nasab uang, maksud saya keaslian uang itu, memang benar benar ada di dunia nyata. Hanya saja dengan kasus yang berbeda. Dalam hal ini, Si pembeli sebenarnya tidak bodoh bodoh amat. Dia hanya menggunakan segala cara, agar uangnya dianggap asli, tanpa perlu membuktikannya seccara bersama.

Mosok cerita seperti itu benar benar terjadi?

Iyaa…

Bener…

Tetapi debat tentang yang lain, yang menghebohkan negeri ini