Naga Liar dan Naga Peliharaan: Cerita inspiratif tentang bakat Manusia

Dua Naga Peliharaan: Cerita inspiratif tentang bakat manusia

Sebuah Fabel tentang 2 ekor naga peliharaan, yang berakhir di atas tungku di dapur seorang bangsawan muda. Cerita inspiratif yang melegenda, diceritakan secara turun temurun.

Pada jaman dahulu kala, ada dua ekor naga yang dipelihara manusia.  Mereka hidup dengan sangat santai, karena segala kebutuhan dipenuhi oleh tuannya. Mereka merasa sangat beruntung, karena majikannya seolah tahu apa yang menjadi keinginan dan kesenangan mereka.

Tuannya adalah seorang bangsawan terpelajar yang sangat menyukai naga. Sejak kecil, apapun yang berkaitan dengan naga selalu menarik perhatiannya. Dia tahu bahwa seekor naga sangat suka dengan suasana air. Itulah sebabnya, dua ekor naga peliharaannya ditempatkan di sebuah kolam kecil di belakang rumahnya.

Kehadiran dua ekor naga, seolah menjadi semangat hidup sang bangsawan muda itu. Banyak tamu yang berkunjung ke rumahnya, hanya untuk melihat kedua naga peliharaannya. Tentu itu membuat kehidupannya menjadi semakin berwarna.

Sang naga sendiri, merasa bahagia dan terlindungi, walaupun hidup di sebuah kolam yang kecil. Bagi mereka, sungai, danau maupun lautan, sudah tidak menarik lagi. Karena di sana mereka harus berjuang menghadapi tantangan alam dan keganasan makhluk makhluk lain yang terkadang saling memangsa.

Sedangkan di sini, di kolam kecil ini, mereka selalu mendapatkan makanan yang harum, dan lezat rasanya. Bahkan seekor penyu atau ikan hiu yang terkenal lezat di kalangan para Naga pun, dianggap  kalah lezat di banding makanan mereka sehari hari, di kolam kecil itu.

Suasana kolam di belakang rumah mewah itu terasa nyaman bagi kedua naga. Tidak terbersit sedikit pun keinnginan untuk meninggalkannya.

Pertemuan Dengan Naga Liar

Pada suatu hari, lewatlah seekor naga liar, di atas kolam yang dihuni para naga peliharaan itu.  Melihat sesama jenisnya, mereka segera menyapanya.

“Hai, kamu mau ke mana,” Tanya salah satu dari naga peiharaan itu.

“Musim dingin segera tiba, mengapa kamu masih berkeliaran di luar sana. Sebaiknya kalian segera mencari tempat berlindung. Masuklah ke dalam gua dan bersembunyilah di sana.

Kalau boleh saya tahu, tidakkah kalian merasa lelah harus berkelana terus menerus. Lihatlah kehidupan kami berdua, semua serba tersedia, termasuk air hangat, yang ada di kolam ini. Kami tidak harus khawatir menghadapi ganasnya cuaca,” Kata naga peliiharaan, kepada Sang naga liar yang ditemuinya itu.

Mendengar kata kata naga peliharaan itu, si naga liar tertawa geli. Bagaimana mungkin sekotak kecil kolam bisa memenuhi kebutuhan seekor naga”, katanya dalam hati.

Nasehat Dari Naga Liar

“Wahai saudaraku, mengapa kalian memiliki pandangan yang sempit seperti itu?, Seolah kita bangas naga sangat lemah.

Kita, Bangsa Naga, dianugrahi oleh semesta tubuh yang kuat dan perkasa. Lihatlah sisik yang ada di tubuhmu, yang sangat kokoh dan berkilauan. Itu semua sudah cukup bagi kita untuk menghadapi terpaan cuaca, baik yang sangat panas maupun sangat dingin.

Coba lihat tanduk yang ada di kepala kalian. Tanduk itu lebih perkasa di banding tanduk yang dimiliki kerbau jantan yang terkuat di pandang rumput yang ditinggalinya. Dan perhatikanlah kekuatan kita para naga, yang memiliki semburan api, yang cukup untuk mengalahkan lawan lawan kita. Kalian pun akan memiliki semburan api itu,  jika melatihnya dengan baik.

Kita para naga juga dianugerahi kemampuan untuk terbang hingga ke ujung langit, bahkan bisa terbang ke kayangan. Kita mampu memanggil awan, memerintahkan badai dan mendatangkan hujan yang akan mengairi bumi agar tidak kekeringan.

Dengan mata yang tajam dan cemerlang, kita bisa melihat ke bentang ruang hingga tempat yang sangat jauh. Kita juga bisa menjelajah ke mana saja dan beristirahat di mana saja tempat yang kita mau.

Itulah sebabnya kita bisa menyaksikan  dunia yang sangat luas, dengan penuh kegembiraan. Tidak seperti kalian yang hanya tinggal pada sebuah kolam yang sangat sempit itu.

Kita bukanlah sejenis katak, belut, atau siput, yang tinggal di danau atau rawa rawa kecil. Hanya mereka yang mau tinggal di kubangan sekecil itu.

Kalian sudah dibodohi oleh manusia dengan ilusi sebuah tempat yang nyaman. Padahal kalian hanya mendapatkan makanan dari sisa sisa makanan manusia. Padahal sesungguhnya kalian memiliki pilihan hidup yang lebih bernartabat. Buka dari belas kasihan manusia.

Dan, apakah manusai akan selalu berbelas kasihan kepada kalian?

Tentu tidak, karena ketika kalian sudah dianggap tidak berguna, mungkin nasib kalian akan berakhir di atas kompor pemanggang, atau di atas panci  pengggorengan.

Dengan kehidupan yang menyedihkan seperti itu, mari terbang bersamaku. Akan aku ajarkan bagaimana hidup cara Naga yang sebenarnya, Kata Sang Naga Liar, panjang lebar.

Mendengar kata kata naga Liar, dua ekor naga peliharaan tertawa geli. “Kehidupan liar tak menentu dan berbahaya kok dibanggakan, Kata mereka satu sama lain.

Dan naga liar itu pun berlalu. Dia menyadari, bahwa paradigma tentang kehidupan antara naga liar dan naga peliharaan memang jauh berbeda. Tetapi, dia sudah berusaha menjelaskan.

“Terserah, apakah mereka paham atau tidak, yang jelas saya sudah berusaha menolong mereka” Kata Sang Naga Liar sambil terbang membumbung tinggi ke angkasa.

Nasib 2 Naga Peliharaan Berakhir di Atas Sebuah Tungku Pemanggang

Dan tahun ke tahun pun berlalu, hingga Tuan dari para naga peliharaan itu menghadapi masalah. Agar bisa meningkatkan akrirnya, dia harus bisa menjaga hati atasannya. Dari situlah masalah mulai timbul.

Sang atasan, yang kebetulan adalah seorang menteri yang disegani, meminta tuan pemilik naga itu agar mempersembahkan 2 ekor naga kepadanya, untuk dijadikan soup, makanan keluarganya. Rupanya Sang Menteri sedang mencoba kesetiaan bawahannya itu. Dan dia tahu, bahwa bawahannya itu memiliki dua ekor naga kesayangan. Itulah sebabnya, dia meminta bawahannya berkorban untuknya.

Apa boleh buat, karir adalah segalanya. Jika Tuan dari naga peliharaan itu menolak, dia pasti akan mengalami kesulitan hidup. HIdupnya bakan terlunta lunta.

Dan, berakhirlah kehidupan kedua naga itu, yang selama ini sangat nyaman. Kehidupan meeaka berakhir, di atas sebuah tunggku. Tubuhnya dipotong potong, manjadi soup keluarga Sang Menteri.

Kesimpulan

Cerita inspiratif ini, mengingatkan kita tentang menghargai, melatih dan menggunakan bakat yang dianugerahkan Tuhan Kepada diri kita.Seorang manusia dianugerahi otak yang sama, Tetpi cara menggunakan otaknya akan menjadikan manusia dengan nasib yang berbeda. Ada yang hidup penuh dengan makna dan karya besar. Ada yang hidup biasa biasa saja, ada juga yang terlunta lunta.

Menyadari kekuatan dari otak manusia, akan membuatmu memiliki kemampuan untuk lebih berkarya dan lebih bermakna.

Seorang yang berbakat, tidak akan sukses, jika dia tidak menyadari dan menggunakan  bakatnya itu. Jadi, sadarilah bakat bakatmu dan manfaatkan untuk mencapai apa yang anda inginkan di dunia ini.

Dan salah satu guru saya di bidang Hypnotherapy mengatakan, bahwa bakat itu tidak ada. Yang ada adalah orang yang telah berlatih, berpikir, dan merasa dengan cara tertentu.

JIka anda meniru seorang jawara di bidang tertentu, apa yang dilatihnya, apa yang dilakukannya, bagaimana struktur berpikirnya, dan caranya merasa dan belajar, dan bertindak, maka anda pun akan memiliki bakat itu.

Ada kekuatan besar di dalam system otak dan syaraf anda, bangkitkan, maka sukses akan menanti anda.

Handoyoputro

Mind Navigator / Story Teller

https://www.duniacerita.web.id