Hadiah yang Membawa Bencana: Cerita Inspiratif dari kisah Kerajaan Jin, Guo dan Yi

Hadiah yang membawa bencana: cerita inspirasi

Negeri Jin, Ingin Menyerang Negeri Guo

Ini adalah kisah dan cerita inspiratif, tentang kehati hatian terhadap masuknya kekuatan asing di sebuah negeri. Terkadang, dengan iming iming investasi, kekuatan asing berhasil menancapkan pengaruhnya di sebuah negara. Dan pada ujungnya, mereka menguasai sumberdaya negeri itu.

Pada suatu masa, negari Jin ingin menyerang negeri Guo. Sayangnya, satu satunya jalan untuk menyerang negeri seberang itu, harus melalui negeri lain, yaitu negeri Yi. Dan selama ini, kedua negeri itu, Yi dan Guo saling bersahabat dan saling membantu satu sama lain.

Itulah sebabnya Raja JIn Xiang Gong dari kerajaan Jin, ragu ragu ketika harus meminnjam jalan ke Raja Yi agar bisa menyerang ke negeri Guo. Dan beliau pun berpikir keras, bagaimana cara agar Raja Yin bersedia memberikan ijin, agar pasukannya bisa melintas di negeri ini dengan aman, ketika melakukan serangan militer terhadap Guo.

Meminjam Jalan dari Kerajaan Yin Dengan Imbalan Batu Giok Warisan Leluhur dan Kuda Kesayangan

Salah satu menteri Negeri Jin yang sangat cerdas, Xun Xi, akhirnya memberikan saran kepada Raja JIn, agar Negeri Yi bersedia meminjamkan jalan kepada pasukan Jin.

“Jika paduka Yang Mulia sudi menyerahkan batu giok mustika kerajaan kita dan kuda putih dari daerah Qizhun yang paduka milki kepada Raja Yi, maka mereka pasti akan mengabulkan permintaan kita, agar mereka meminjamkan jalan,” Saran Xun Xi.

Sejenak Raja JIn Xiang Gong berpikir, dan ragu ragu. Kedua barang itu sangatlah berharga baginya. Batu giok dari Chuiji adalah mustika kerajaan warisan leluhurnya, sedangkan Kuda Putih dari Qizhun adalah kuda kesayangannya.

Kemudian Sang Raja bertanya kepada menterinya yang sangat cerdas itu,” Bagaimana jika setelah menerima pemberian dua barang berharga itu, kemudian mereka menolak untuk meminjamkan jalan?”

“Secara psikologis, Raja yi tentu tidak akan sembarangan menerima pemberian Paduka. Jika mereka tidak bersedia meminjamkan jalan, tentu mereka akan menolak pemberian Paduka,” Kata Menteri Xun Xi.

“jika mereka menolak untuk meminjamkan jalan, padahal sudah menerima kedua barang itu, maka paduka bisa mengambilnya kembali.

Saya tahu, bahwa paduka tidak rela menyerahkan kedua barang berharga itu kepada mereka. Tetapi paduka tidak usah khawatir, karena itu bersifat sementara saja.

Batu giok mustika kerajaan hanya pindah ruang penyimpanan saja, dari dalam istana, ke luar istana. Dan kuda dari Qizhan kesayangan paduka, untuk sementara dirawat di negeri Yi. Hanya pindah kandang saja.

Dan ketika saatnya tiba, bukankah dengan mudah Paduka bisa mengambilnya kembali,” Kata Sang Menteri.

Akhirnya Raja Jin merasa lega. Beban piikiran ketika harus menyusun strategi agar bisa meminjam jalan bagi pasukannya untuk menyerbbu Guo, menjadi ringan sekarang. Beliau kemudian berniat untuk melaksanakan saran dari menterinya itu.

Gong Zhi Qi Menasehati Raja Yi Agar Menolak Permintaan Peminjaman Jalan

Ketika Raja Yi menerima pemberian dari Raja Jin, beliau sangat gembira. Raja Yi sangat tertarik dengan pemberian itu dan berniat untuk mengabulkan permintaan Raja Jin agar meminjamkan jalan bagi pasukannya.

Namun, salah satu menterinya, Gong Zhi Qi segera menghadap dan memperingatkannya agar tidak menerima pemberian itu. Dia khawatir dengan keputusan Rajanya, yang akan meminjamkan jalan kepada pasukan Jin agar bisa menyerbu Guo.

“Paduka yang Mulia, hubungan negri kita dan Guo ibarat bibir dan gigi. Jika tidak dilindungi oleh bibir, bukankah gigi akan kedinnginan, dan linu linu,”Kata Gong Zhi Qi.

“Selama ini, hubungan kita dan Guo sangatlah baik dan saling membantu. Ketika terjadi peperangan atau bencana, negeri kita dan Guo bahu membahu saling membantu.

Hal itu kita lakukan lebih dari sekedar saling tolong, dan membalas budi. Bukan sekedar itu. Tetapi ini adalah strategi pertahanan dan keamanan negeri kita. Karen jika kita saling membantu, maka negeri kita dan negeri Guo Akan semakin kuat dalam menghadapi ancaman dalam dan luar negeri.

Mohon paduka pertimbangkan, apabila paduka meminjamkan jalan kepada pasukan JIn, maka negeri Guo akan dengan mudah dikalahkan. Dan ketika aliansi negeri kita dan Guo dipatahkan, maka dengan mudah kita bisa dikalahkan,

Dan ketika selesai melakukan serangan terhadap Guo, apa yang terjadi, jika Jin berniat menyerang kita?  Tanpa kerja sama dengan Guo, pertahanan kita terhadap Jin menjadi sangat lemah, dan mudah dikalahkan.

Siapa yang menjamin bahwa Jin tidak menyerang kita, setelah menakhlukkan Guo? Dan ketika kita dikalahkan, permata giok dan kuda putih itu pun akan dirampas kembali", Kata Meneri Gong Zhi Qi, panjang lebar.

Kekhawatiran Gong Zhi Qi Benar benar Terjadi

Dan apa yang dikhawatirkan oleh Gong Zhi Qi pun, terjadi.

Sepulang dari penakhlukan terhadap kerajaan Guo, pasukan kerajaan Jin yang sedang semangat semangatnya karena habis menang perang, juga menyerbu ke negeri Yi. Pasukan kerajaan Yi yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi serangn itu terlena dan dapat dikalahkan dengan mudah.

Mereka lengah, hanya karena hadiah, yang mereka persepsikan sebagai persahabatan, padahal hanya sebuah kamuflase saja. Dan negeri Yi pun dilibas dan diduduki.

Sementara itu, Menteri Xun Xi, menerobos masuk ke Istana Kerajaan Yi, untuk mengambil giok pusaka negerinya, dan diserahkan kembali kepada Rajanya. Demikian pula dengan Kuda Putih yang perkasa, kesayangan sang Raja, juga dibawa kembali ke istana.

Ketika menerima batu giok dan kuda kesayangannya itu, Raja Jin Xiang Gong berkata,” Batu giok pusaka kerajaan masih seperti dulu, tidak berubah sama sekali. Tetepi kuda kesayangan saya, giginya bertambah satu. Berarti dia semakin dewasa, 1 tahun".

Kesimpulan

Nafsu dan keserakahan untuk memiliki sesuatu seringkali mampu menutup logika. Bahkan seorang raja menjadi terlena, membiarkan negerinya dalam bahaya, hanya karena hadiah yang dipersepsikannya sebagai persahabatan, padahal  hanya kamuflase saja.

Ini adalah cerita inspiratif yang wajib kita ambil pelajarannya. Banyak penguasa yang terlena, membiarkan orang orang asing memasuki negerinya tanpa seleksi yang ketat. Padahal mereka adalah orang orang yang dipersiapkan untuk membobol negeri dari dalam. Hanya dengan iming iming investasi.

Handoyoputro

Mind Navigator / MotivStory Teller

www.duniacerita.web.id